Perayaan Natal selalu jadi momen yang spesial bagi umat Kristen di seluruh dunia. Saat tiba bulan Desember, suasana hati umat Kristen pun mulai meriah, dipenuhi kegembiraan dan antusiasme.
Natal bukan hanya sebagai hiasan-hiasan indah, lampu-lampu bekilau atau kado-kado yang di kemas cantik di bawah pohon natal berkilau. Yang paling penting adalah makna sejati sebagai tata ibadah perayaan natal memperingati kelahiran Yesus Kristus, sang Juru Selamat.
Namun, di balik perayaan yang acap kali kita lihat sangat meriah dan penuh kegembiraan, tata ibadah Natal memiliki peran yang sangat penting dalam mengenang dan merayakan kelahiran Yesus.
Melihat lebih mendalam lagi tentang bagaimana sebenarnya umat Kristen merayakan tata ibadah Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember setiap tahunnya? Dan bahkan kita mungkin ingin tahu bagaimana ritual dan tradisi ibadah Natal menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini?
Pada hari natal persiapan tidak hanya sebatas penghias nuansa rumah menjadi meriah seperti yang telah kita bahas tadi, namun umat Kristiani juga mempersiapkan serangkaian tata ibadah perayaan natal salah satunya berbondong-bondong berdoa di Gereja melakukan ibadah natal.
Tata cara ibadah yang di lakukan umat Kristiani mengikuti rangkaian yang telah di jelaskan di dalam Alkitab sebagai sumber keagamaan Kristen. Untuk itu dalam contoh tata ibadah umat Kristiani pada perayaan Natal yang di rangkum di cerita berkat dari berbagai sumber.
Mari kita memahami lebih dalam tentang perayaan ini yang begitu berharga bagi umat Kristen di dunia.
Table of Contents
Cara Tata Ibadah Perayaan Natal
Tata ibadah perayaan Natal bisa saja berbeda tergantung pada Gereja yang melaksanakannya dan juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan jameat di suatu Gereja tersebut.
Namun, pada dasarnya perbedaan tata ibadah perayaan natal baik itu Kristen Katolik, Kristen protestan mereka tetap melakukan ibadah sesuai dengan Alkitab.
Berdasarkan Alkitab ada beberapa cara tata ibadah umat Kristen dalam perayaan Natal sebagai berikut.
Saat Teduh
Saat teduh merupakan momen umat Kristen merenungkan setiap bacaan Alkitab yang menjadikan kehidupannya seperti Kristus yang rendah hati adalah tujuan hidup orang yang percaya.
Di dalam Gereja setiap umat merenungkan kemuliaan Yesus Kristus sebagai anak Allah Bapa, sehingga Allah Bapa pun sanggat meninggikan Dia. Maka ini lah yang menjadi renungan dan menjadikan kehidupan kita lebih baik lagi di tahun berikutnya.
Bernyanyi dari Kidung Jemaat No.3 Bait 1,4
Perayaan natal selalu identik dengan perayaan pesta, dimana salah salah satunya umat Kristiani bernyanyi riang “kami puji dengan riang” (Jameat duduk).
Bait 1 : Kami puji dengan riang Dikau, Allah yang besar;
Bagai bunga t’rima siang, hati kami pun mekar.
Kabut dosa dan derita, kebimbangan, t’lah lenyap.
Sumber suka yang abadi, b’ri sinarMu menyerap.
Bait 4 :Mari kita pun memuji dengan suara menggegap,
menyanyikan kuasa kasih yang teguh serta tetap.
Kita maju dan bernyanyi, jaya walau diserang,
Ikut mengagungkan kasih dalam lagu pemenang. Rm 8:37-39
Votum dan Salam
Bagian ibadah Votum dan salam ini para Jameat berdiri dan melakukan puji pujian kepada Tuhan diiringi dengan pemimpin Gereja.
Pemimpin : Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, yang memelihara kesetiaan-Nya sampai selama-lamanya dan tidak meninggalkan perbuatan tangan-Nya. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai saudara/kita. Amin.
Nyanyian Jameat : KuasaMu dan namaMulah hendak kami sebar dan kar’na itu,
ya Tuhan, kami takkan gentar. Bagaikan padi segenggam
mestilah mati dipendam, supaya tumbuh dan segar,
Di tutup dengan pemberkatan (Berkat)
Pendeta : Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dan dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan. Amin.
Jemaat : Amin, amin, amin.
Bernyanyi dari Kidung Jemaat No.101 Bait 1-4
Alam raya berkumandang ( Angels We Have Heard Haigh/ Les Anges dans nos campagnes)
Luk 2: 8-14
Bait 1 :Alam raya berkumandang oleh pujian mulia;
dari gunung, dari padang kidung malaikat bergema:
Gloria in excelsis Deo! Gloria in excelcis Deo!
Bait 2 : Hai gembala, kar’na apa sambutan ini menggegar?
Bagi Maharaja siapa sorak sorgawi terdengar?
Gloria in excelsis Deo! Gloria in excelcis Deo!
Bait 3: Sudah lahir Jurus’lamat itu berita lagunya.
Puji dan syukur dan hormat dipersembahkan padaNya.
Gloria in excelsis Deo! Gloria in excelcis Deo!
Bait 4: Ikutilah, hai gembala, nyanyian sorga yang merdu;
mainkan suling dan rebana dan bersyukur di hatimu!
Gloria in excelsis Deo! Gloria in excelcis Deo!
bait 5 : Mari, kita pun kesana untuk melihat Putera.
Mari, kita persembahkan suara dan hati padaNya!
Gloria in excelsis Deo! Gloria in excelcis Deo!
Pembacaan Mazmur Secara Bersahut-Sahutan
Pembacaan Mazmur 62:6-9
Liturgos : Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.
Jemaat : Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.
Bernyanyi dari Kidung Jemaat No.92 Bait 1-3
Malam kudus (Silent Night/ Stille Nacht, Heilige Nacht)
Bait 1 : Malam kudus, sunyi senyap; dunia terlelap.
Hanya dua berjaga terus ayah bunda mesra dan kudus;
Anak tidur tenang, Anak tidur tenang.
Bait 2: Malam kudus, sunyi senyap. Kabar Baik menggegap;
bala sorga menyanyikannya, kaum gembala menyaksikannya:
“Lahir Raja Syalom, lahir Raja Syalom!”
Bait 3 : Malam kudus, sunyi senyap. Kurnia dan berkat
tercermin bagi kami terus di wajahMu, ya Anak kudus,
cinta kasih kekal, cinta kasih kekal.
Penyalaan Lilin
Setelah dilansir dari dari Tabloid Reformata Edisi 133, November 2010, perayan pada hari Natal adalah tradisi lama yang masih dipegang hingga saat ini.
Penyalaan lilin tersebut sebagai tindakan yang sarat dengan makna simbolis dalam konteks doa tanpa kata. Ini merupakan sebuah permohonan, harapan, dan ungkapan syukur yang sangat mendalam.
Di momen ini para jameat berdiri dan diiringi oleh organ dari kidung Jameat dan menyanyikan kidung Jameat 101 yang telah di bahas di atas. Kemudian, Pendeta dan Penatua yang bertindak menyalakan lilin dan menyebarkannya ke seluruh umat di Gereja.
Tindakan ini jauh dari sekadar rutinitas dalam rangkaian ibadah selama masa Adven, Natal, atau perayaan gerejawi lainnya. Sebaliknya, penyalaan lilin memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung makna simbolis dari iman ketika umat Kristen merayakan peristiwa penting dalam gereja.
Dengan cara ini, penyalaan lilin menjadi penegasan nyata dari sikap iman yang ingin diungkapkan dalam kehidupan sehari-hari umat Kristen.
Khotbah
Khotbah juga disampaikan dalam acara perayaan natal yang biasanya di selenggarakan di Gereja-gereja untuk para jameat.
Dalam khotbah ini berkaitan dengan penyampaian tentang Yesus Kristus di dunia ini, berbagai tema khotbah yang bisa disampaikan oleh Liturgos yang bersumber dari Alkitab suci agama Kristen.
Salah satu bacaan Alkitab sebagai khotbah untuk para jameat tentang ayat-ayat Alkitab bersyukur di kehidupan, bagaimana menjelaskan perjuangan dan rasa syukur Yesus Kristus selama hidupnya, dan kita pun seharusnya melakukan hal yang sama dalam hidup kita.
Khotbah ini sebagai kebersamaan Natal sumber kekuatan umat Kristen dalam kehidupan di tahun berikutnya.
Doa Syafaat
Doa yang dibacakan sebagai doa Bapa kami diakhiri dengan nyanyian kidung jameat no 99 bait 3-1
Rasa syukur merayakan hari Natal mari kita wujudkan dengan memberi persembahan syukur dalam sukacita yang dipersembahkan bagi pelayanan kasih.
Doa syafaat yang dibacakan terdapat di dalam Alkitab Kristen, beberapa doa syafaat yang biasa disampaikan di dalam Gereja diantaranya.
Perintah bahwa umat harus berdoa bagi semua yang berkuasa (1 Timotius 2 : 2), para hamba Tuhan (Filipi 1 : 19); gereja (Mazmur (122 : 6) ; teman-teman (Ayub 42 :8); teman-teman sebangsa (Roma 10 : 1); orang-orang sakit (Yakobus 5 : 14); para musuh (Yeremia 29 : 7); mereka yang menganiaya kita (Matius 5 : 44); mereka yang membuang kita (2 Timotius 4 : 16) dan semua orang (1 Timotius 2 :1).
Doa syafaat akan dibacakan pertama kali oleh pendeta yang mendoakan doa ini terlebih dahulu. Kemudian para jameat meneruskan dengan iringan doa yang sama di dalam Gereja tersebut
Penutup
Dari beberapa tata cara ibadah menyambut perayaan natal ini, mari kita meningkatkan diri dalam ibadah praktik perayaan natal yang mengandung makna kebahagiaan dan perjuangan baru yang akan lebih baik untuk umat Kristen.
Perayaan natal adalah hari peringatan Yesus Kristus yang sakral, maka setiap jameat melakukan tata ibadah perayaan natal dengan sangat antusias dan hikmat di dalam Gereja.