Kehidupan

Pengertian Delapan Jalan Mulia Berdasarkan Kitab Tripitaka

Dalam agama Buddha juga memiliki kiblat keyakinan berdasarkan Kitab suci agama Buddha yang dikenal juga dengan Kitab Tripitaka. Didalam kitab ini terdapat ajaran Dharma Sang Buddha tentang Delapan Jalan Mulia.

Kitab Tripitaka dan isinya yang menjadi sumber ajaran utama dalam agama Buddha.

Delapan Jalan Mulia adalah ajaran penting dalam agama Buddha yang sampaikan oleh Sang Buddha Gautama yang mengarahkan seseorang untuk mencapai kebijaksanaan dan kemoralan yang lebih tinggi.

Penting bagi kita dalam mengetahui dan memahami isi dari kitab Tripitaka dan mengenal makna dari delapan jalan mulia, karena dari situlah kita menemukan sebuah jalan  yang pernah dilaluinya dan menjadi teladan oleh para Buddha selanjutnya di kehidupan berikutnya.

Meskipun ajaran ini berasal dari agama Buddha, penting untuk dicatat bahwa nilai-nilai dan prinsip-prinsip Delapan Jalan Mulia dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dihargai oleh semua orang, tanpa memandang latar belakang agama atau kepercayaan.

Hal ini dikarena agama Buddha mengajarkan tenyang kehidupan dan alam semesta dan hal ini tentu menyangkut akan hal toleransi dalam beragama.

Pada bagian selanjutnya, cerita berkat akan menjelaskan secara terperinci tentang Delapan Jalan Mulia dan bagian-bagian utamanya. Maka simak artikel ini hingga akhir.

Pengertian Delapan Jalan Mulia

Delapan Jalan Mulia merupakan ajaran penting dalam agama Buddha yang mengarahkan seseorang untuk mencapai kebijaksanaan dan kemoralan yang lebih tinggi.

Secara harfiah, Delapan Jalan Mulia dalam bahasa Pali disebut Astangika Magga, yang artinya adalah jalan berangka delapan.

Ajaran ini sangat penting dan dianggap sebagai fondasi dalam praktik keagamaan umat Buddha, karena memberikan panduan tentang cara hidup yang benar.

Delapan Jalan Mulia pada dasarnya dibagi menjadi tiga bagian: jalan kebijaksanaanjalan moral, dan jalan konsentrasi. Ketiga bagian ini saling terkait dan saling mendukung untuk mencapai tujuan akhir, yaitu pencerahan atau Nirwana.

3 Bagian Jalan Utama Mulia

Bagian Jalan Utama Mulia
Bagian Jalan Utama Mulia

Dalam Dhammacakkappavattana Sutta; Samyutta Nikaya 56.11(S 5.420), Sang Buddha mengajarkan Empat Kebenaran Mulia (Cattari Ariya Saccani) yang di dalamnya terdapat Jalan yang Menuju Terhentinya Dukkha.

Dalam ajaran tersebut menjelaskan tentang Jalan Mulia berunsur Delapan (Ariya Atthangika Magga .

Di dalam Jalan ini mengandung unsur Sila (kemoralan), Samadhi (konsentrasi), dan Panna (kebijaksanaan). Jalan Mulia Berunsur Delapan ini secara tradisional dibagi dalam tiga bagian /kelompok, yang disebut dengan istilah tiga latihan (tisso-sikka)yaitu :

Kami akan menjelaskan ketiga bagian ini secara lebih mendetail.

Kebijaksanaan (Panna)

Dalam Delapan Jalan Mulia, jalan kebijaksanaan dikenal sebagai prajñā.

Jalan ini mengacu pada pemahaman yang mendalam dan bijaksana terhadap kebenaran sejati.

Untuk mencapai pemahaman yang mendalam, seseorang harus belajar untuk memusatkan pikiran, memperkuat konsentrasi, dan memperdalam pengetahuan.

Jalan kebijaksanaan juga dapat ditempuh melalui meditasi dan refleksi.

Dengan merenungkan alam semesta dan kehidupan, seseorang dapat mengembangkan perspektif yang lebih luas dan memperdalam pemahaman tentang kebenaran sejati.

Selain itu, membaca dan mempelajari ajaran agama Buddha juga dapat membantu mengembangkan jalan kebijaksanaan, karena terdapat banyak petunjuk dan pengajaran tentang kebenaran sejati dalam Kitab Tripitaka.

 Perbandingan Jalan Kebijaksanaan

Jalan KebijaksanaanTujuanCara Mencapai
PrajñāMendapatkan pemahaman yang mendalam tentang kebenaran sejati pikiran yang benar (Samma-Sankappa)Memusatkan pikiran, memperkuat konsentrasi, dan memperdalam pengetahuan
Pemahaman yang benar (Samma-Ditthihal ini dalam pengetahuan disertai dengan penebusan terhadap empat kebenaran mulia, hukum karmaDengan merenungkan alam semesta dan kehidupan
Mempelajari Ajaran Agama BuddhaMembantu mengembangkan jalan kebijaksanaanMemperhatikan dan mempelajari petunjuk dan pengajaran tentang kebenaran sejati dalam Kitab Tripitaka

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa cara untuk mencapai jalan kebijaksanaan dalam Delapan Jalan Mulia.

Baca juga :  Peran Roh Kudus dalam Kehidupan Pasca Kenaikan Isa Almasih

Setiap cara memiliki tujuan dan cara yang berbeda untuk mencapainya. Namun, semua cara tersebut mengarah pada pengembangan pemahaman yang mendalam tentang kebenaran sejati dan pengetahuan yang bijaksana.

Kemoralan (Sila)

Menurut Kitab Tripitaka, Delapan jalan mulia juga mengandung unsur Sila atau kemoralan yang harus diikrarkan oleh umat Buddha.

jalan moral melibatkan ucapan atau perkataan yang benar  (Samma- sankappa), ini termasuk menghindari perkataan yang dapat menyakiti orang lain, berbohong, memfitnah, dan menjaga setiap tutur kata kita.

Kemudian jalan moral ini juga melibatkan perbuatan atau perilaku yang benar dan etis ( samma-Kammanta). Ini termasuk menghindari perilaku buruk seperti kekerasan, mencuri, danPerbuatan melakukan perbuatan seksualitas yang tidak dibenarkan (asusila).

Selain itu, membangun pencarian rezeki jalan yang benar (samma-ajiva)  bagian dari ini  umat Buddha menghindarkan diri dari bermata pencaharian yang menyebabkan kerugian atau penderitaan makhluk lain.

Kegiatan mencari rezeki yang harus dihindari oleh kita sebagai manusia yang menuju pencerahan berupa. Penipuan, ketidaksetiaan, kecurangan dan melakukan praktik lintah darat.

Menurut agama Buddha, mempraktikkan jalan moral dapat membantu seseorang untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup, meningkatkan kualitas kehidupan, dan mencapai kebebasan dari penderitaan.

Jadi, mengikuti jalan moral dalam Delapan Jalan Mulia sangat penting bagi seseorang yang ingin mencapai kebijaksanaan dan kemoralan yang lebih tinggi dan hidup dengan penuh arti.

Konsentrasi (Samadhi)

jalan konsentrasi juga disebut dengan Samadhi
jalan konsentrasi juga disebut dengan Samadhi

Di dalam Delapan Jalan Mulia, jalan konsentrasi juga disebut dengan Samadhi. Kelompok pemutusan pikiran.

Jalan konsentrasi melibatkan kemampuan untuk fokus dengan konsisten dan mengendalikan pikiran dan emosi.

Dengan menguasai jalan konsentrasi, seseorang dapat mencapai ketenangan batin dan ketenangan pikiran.

Ajaran ini sangat dianjurkan oleh Sang Buddha, biasanya umat Buddha disertai dengan membaca doa paritta sebagai doa perlindungan dan keberkatan pada Sang Buddha.

Untuk mencapai jalan konsentrasi umat Buddha harus melakukan upaya yang benar ( Samma-vayama) yang dapat diwujudkan dalam tindakan berikut ini :

  • Berusaha mencegah munculnya kejahatan yang baru terjadi
  • Mencoba menghancurkan kejahatan yang telah terjadi
  • berusaha dalam menciptakan kedamaian dan kebaikan yang telah ada

Selain itu, dalam mulia juga mengajarkan tentang seseorang harus melakukan perhatian yang benar (samma-sati). Hal ini perlu dilakukan umat Buddha dengan beberapa tindakan

  • Perhatian penuh terhadap badan jasmani sendiri (kayanupassana)
  • memiliki perhatian penuh terhadap perasaan  ( vedananupassana)
  • haruslah kita perhatian penuh pada pikiran  ( cittannupasana)
  • dan paling penting kita harus melakukan perhatian penuh terhadap batin ( Dharmanupassana)

Setelah hal-hal diatas dilakukan maka umat Buddha melakukan konsentrasi benar (samma-samadhi) pada jalan menuju kemuliaan.

Perlu dilakukan latihan meditasi secara teratur. Meditasi bisa dilakukan dengan duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman dan menenangkan. Fokuskan pikiran pada satu titik, misalnya pada pernapasan atau mantra tertentu.

Pada kesimpulannya, Delapan Jalan Mulia adalah ajaran penting dalam agama Buddha yang menjadi konsep ajaran Sang Buddha Gautama yang mengarahkan seseorang untuk mencapai kebijaksanaan dan kemoralan yang lebih tinggi.

Karena agama Buddha mengajarkan tentang alam semesta dan kehidupan alih-alih tidak terfokus pada suatu ketentuan ilahi atau ketuhanan, maka delapan jalan mulia ini sangat penting dalam kehidupan kita.

Mengikuti ajaran ini dapat membantu seseorang mencapai kedamaian batin, kebijaksanaan, dan kehidupan yang lebih bermakna.

Oleh karena itu, kami mengajak Anda untuk mempelajari dan mengamalkan Delapan Jalan Mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Terutama bagi kita umat Buddha mengamalkannya dalam kehidupan adalah suatu ajaran menuju pencerahan dan kebebasan dari penderitaan.

Semoga artikel ini bermanfaat, dan akan lebih banyak artikel ini kita share maka kebaikan juga dapat menghampiri kita semua. Bagikan artikel ini ke anggota atau orang terkasih Buddhis di sekitar kita.

  1. Mengapa Delapan Jalan Mulia penting?

Jawab : Delapan Jalan Mulia penting karena melalui mengikuti ajaran ini, seseorang dapat mencapai kedamaian batin, kebijaksanaan, dan kehidupan yang lebih bermakna.

Cerita Berkat

Menggali potensi diri dan mengejar kesuksesan dengan mempraktikkan manfaat kebaikan dan menerapkan motto kehidupan inspiratif.

Related Articles

Back to top button