Selamat datang! Anda yang tertarik dengan Pencarian spiritual, sejarah dan pengetahuan tradisi Indonesia hingga dunia! Blog ini menjadi pilihan tepat untuk kita pelajari. Di tengah banyaknya tradisi di dunia, ada suatu tradisi yang sering kali kita lupakan, yaitu menjaga hubungan baik dengan alam semesta yang begitu luas ini. Sebuah tradisi kuno yang di percaya oleh umat Buddha sebagai pedoman menjalin hubungan dengan alam semesta yaitu tradisi Fang Sheng.
Agama Buddha memang kerap kali banyak meninggalkan tradisi dan sejarah yang kaya terutama di Indonesia. Ada banyak peninggalan sejarah Buddha di antaranya beberapa candi yang Paling Menawan dan Eksotis di Indonesia. Dari mulai tradisi Fang sheng hingga candi-candi peninggalan Buddha memberikan makna spiritual yang berbeda-beda.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi rahasia tradisi Fang Sheng yang di percaya umat Buddha sebagai praktik makna kehidupan kemanusiaan dengan alam semesta. Tradisi Fang Sheng merupakan praktik keagamaan yang paling umum di lakukan oleh umat Buddha, Praktik ini telah ada sejak berabad-abad yang lalu dan masih dipraktikkan hingga saat ini.
Table of Contents
Pengertian dan Filosofinya
Tradisi Fang Sheng, atau sering disebut sebagai “pembebasan makhluk hidup,” adalah praktik penting dalam agama Buddha Mahayanan Tiongkok. Praktik ini berasal dari ajaran Buddha tentang kasih sayang, belas kasihan, dan kebijaksanaan terhadap semua bentuk kehidupan.
Fang Sheng dapat diartikan sebagai tindakan melepaskan makhluk hidup ke habitatnya masing-masing agar mereka dapat kembali pada kehidupan alam yang bebas dan bahagia atau (tidak dikurung). Seperti burung, ikan, atau hewan lainnya, ke alam liar agar mereka dapat mengalami kebebasan dan memperbaiki karma mereka.
Pada zaman dahulu tradisi ini memiliki makna dan filosofi yang melekat untuk pedoman hidup umat Buddha, bahwa semua makhluk hidup memiliki hak untuk hidup dengan bebas dan tanpa penderitaan.
Praktik ini mengajarkan bahwa dengan memberi makhluk hidup kesempatan untuk hidup bebas, kita dapat membantu mengurangi penderitaan mereka dan menghasilkan karma baik bagi diri kita sendiri. Ini juga berhubungan dengan ajaran karma dalam agama Buddha, di mana tindakan baik akan menghasilkan akibat baik.
Makna dan Manfaat Tradisi Fang Sheng
Tradisi Fang Sheng biasanya di lakukan umat Buddha pada saat hari-hari tertentu. Bisa kita liat pada tahun baru Imlek, Qing Ming (Cheng Beng), Gui Yue (cit Gwee) atau di saat ritual tolak bala. Tradisi ini di percaya memiliki makna tentang kasih sayang, hukum karma sebab-akibat yang sesuai ajaran Buddha.
Dari zaman terdahulu hingga sekarang tradisi yang di lakukan umat Buddha diyakini memiliki manfaat bagi makhluk hidup dan juga kehidupan manusia. Manfaat utama dari tradisi Fang Sheng tentunya meraih kebebasan bagi makhluk hidup yang dilepas. Ketika kita melepaskan burung, kita menyelamatkan mereka dari kandang yang sempit dan memberikan kehidupan yang bebas tanpa terikat dalam lingkungan yang sempit.
Fang Sheng juga merupakan bentuk latihan umat Buddha untuk mengembangkan welas asih tentang kemurahan hati yang terdapat pada 4 kebenaran mulia yang di ajarkan dalam agama Buddha. Ketika mencari hewan yang untuk di lepas, kita bisa merenungkan penderitaan mereka dan membangkitkan keinginan untuk menyelamatkan mereka. Jika di dasarkan dengan motivasi yang bijak, tradisi ini akan menghasilkan akibat yang bijak pula.
Selain itu, Fang Sheng juga dianggap sebagai cara untuk mengurangi penderitaan makhluk hidup. Ketika hewan-hewan dilepaskan, mereka tidak lagi terbatas dalam kandang atau lingkungan yang tidak alami bagi mereka. Ini memberi mereka kesempatan untuk hidup sesuai dengan kodrat mereka dan menghindari penderitaan yang dapat terjadi dalam penangkaran atau eksploitasi manusia.
Salah satu contoh yang mencolok adalah aktivitas pelepasan burung-burung dan hewan lainnya yang dilakukan secara rutin oleh sekelompok organisasi di Tanjung Duren, Jakarta Barat yang mendukung kegiatan berbagi kebajikan. Kegiatan ini bukan hanya praktik rutin tetapi juga menjadi momen berdampingan dengan alam dalam kehidupan sehari-hari yang padat.
Namun pada kenyataannya, zaman sekarang banyak juga orang-orang yang memanfaatkan momen tradisi Fang Sheng untuk mencari uang, seperti menangkap hewan penyu dan burung untuk kemudian di jual kembali ke kelontong-kelontong atau kepada Vihara yang akan melaksanakan ritual tersebut.
Walau semestinya dari zaman ke zaman kegiatan ini merupakan kegiatan positif, terdapat beberapa kritik terhadap Fang Sheng. Karena tak jarang orang-orang melakukan dengan cara membeli binatang di pasar lalu kemudian melepaskannya kembali. Perlu Anda ketahui bahwa hewan-hewan ini sebagian besar merupakan hewan ternak atau dipelihara.
Dengan melepaskan hewan-hewan tersebut ke alam bebas secara bersamaan pada Tradisi tersebut dapat mengganggu ekosistem, hewan yang di lepas tidak akan bertahan hidup karena tidak tahu bagaimana cara mencari makan di alam bebas.
Semua itu kembali lagi pada pribadi masing-masing, yang terpenting adalah paham betul apa maksud dan tradisi Fang Sheng yang telah menjadi tradisi dari zaman terdahulu. Dan mengenali kembali makna dan manfaat dalam tradisi tersebut, bukan hanya sekedar melepaskan hewan ke habitatnya lantas di tangkap kembali dan diperjualbelikan.
Ajaran Buddha Membahas Fang Sheng
Tradisi yang di percaya umat Buddha tentu berakar dari ajaran terdahulu yang memiliki kaitannya dengan ajaran Buddha Gautama. Buddha Siddhartha Gautama mengajarkan pentingnya kasih sayang terhadap semua makhluk hidup. Dia menekankan bahwa penderitaan adalah bagian dari kehidupan, dan kita memiliki tanggung jawab untuk menguranginya sebanyak mungkin.
Dalam salah satu ajarannya, Buddha mengatakan “kehidupan adalah kehidupan lainnya. Jangan membunuh atau membiarkan orang lain membunuh. Jangan mencari kesenangan dalam penderitaan orang lain”. Pesan ini sangat relevan dengan tradisi Fang Sheng, dimana umat Buddha berusaha menghindari membunuh atau menyebabkan penderitaan makhluk hidup.
Selain itu, ajaran tentang karma juga memiliki kaitannya dengan tradisi Fang Sheng. Dalam agama Buddha, karma adalah hukum yang menghubungkan tindakan kita dengan sebab-akibat. Ini maksudnya ketika kita melepaskan hewan-hewan dan memberi mereka kesempatan untuk hidup bebas, umat Buddha berharap untuk meraih karma baik yang akan mempengaruhi kehidupan mereka yang akan datang.
Demikian ulasan tentang tradisi Fang Shang yang seharusnya kita sebagai umat Buddha tahu betul makna dan manfaat dari tradisi yang telah lama ada ini. Jika tradisi Fang Shang ini tidak di lakukan dengan makna dan ajaran yang tepat, maka manfaat dari tradisi tersebut sudah berkurang, karena arti kata Fang Sheng sendiri adalah melepaskan satu kehidupan, yang berarti kita menolong hewan-hewan tersebut yang terancam bahaya atau pembunuhan.
Semoga praktik dalam tradisi ini menjadi lebih baik kedepannya tanpa harus memperjualbelikan hewan lalu di lepaskan kembali.
Kita dapat melestarikan tradisi ini dengan mengembalikan makna dan fungsi terdahulu kembali, sesuai dengan ajaran Buddha yang mendukung tradisi Fang Sheng sebagai cara untuk mengembangkan hari yang lembut dan mengurangi penderitaan di dunia.
FAQ
Apa tujuan utama dari Tradisi Fang Sheng?
Jawab : Tujuan utama Tradisi Fang Sheng adalah untuk mengurangi penderitaan makhluk hidup dan menghasilkan karma baik bagi praktisi.
Apakah semua umat Buddha melakukan Fang Sheng?
Jawab : Tidak semua umat Buddha melakukan Fang Sheng, tetapi praktik ini sangat dihargai dalam agama Buddha.
Apakah Fang Sheng melibatkan semua jenis hewan?
Jawab : iya benar, tradisi Fang Shang melibatkan semua jenis hewan termasuk burung, ikan, dan hewan lainnya yang berpotensi di saat terancam dari bahaya dan penderitaan.