Kehidupan

Ketahui Sejarah Candi Dieng dan Fungsinya di Era Dinasti Sanjaya

Sejarah candi dieng dan fungsinya- candi Dieng termasuk pada salah satu sejarah peninggalan budaya pada masa kerajaan Mataram kuno.

Terletak di pegunungan Dieng wonosobo, Jawa Tengah, Candi Dieng dibangun pada era Dinasti Sanjaya abad ke 8 dan ke 9.

Terletak di daratan tinggi sekitar 2000 meter di atas permukaan laut, candi ini terdiri dari beberapa kompleks candi yang terdiri dari 8 bangunan dengan masing-masing memiliki khas  arca Hindu Buddha.

Candi-candi peninggalan pada era dinasti Senjaya ini menyimpan sejarah yang kaya dan fungsinya yang unik di setiap bangunan candi, ciri khas yang mempesona terletak pada kompleks yang berdenah bujur sangkar mempunyai tiga bagian yakni, kaki, tubuh dan atap.

Saat ini komnpleks candi Dieng terbilang sudah memiliki umur bangunan yang tua di pulau Jawa, namun pesona bangunan dan keunikkannya masih menjadi destinasi wisata sejarah yang banyak di kunjungi pada wisatawan baik nusantara hingga mancanegara.

Lantas seperti apa sejarah candi Dieng ini? Cerita berkat telah merangkum dari berbagai sumber dan memberikan informasi yang detail terkait keistimewaan candi yang terbilang dalam 11 candi menawan di Indonesia.

Apa itu Candi?

Peninggalan candi Hindu Buddha memang terbilang banyak di Indonesia, namun tahukah Anda perbedaan di setiap candi tersebut? perbedaannya terdapat pada bentuk arsitektur candi yang dibangun juga pada jumlah kompleksnya.

Walaupun terdapat perbedaan, namun bangunan ini tetap menjadi tempat yang sakral pada masa itu. Karena candi itu sendiri adalah sebuah bangunan yang disebut dengan kuil atau bangunan keagamaan yang memiliki makna penting dalam agama Hindu dan Buddha.

Candi adalah salah satu ciri khas budaya dan arsitektur di Indonesia saat ini menjadi destinasi wisata bersejarah.

Biasanya, Candi-candi ini memiliki ciri khas tersendiri di setiap bangunan dengan arsitektur yang unik, seperti bentuk menara atau piramida, dan dihiasi dengan relief-relief yang menggambarkan cerita-cerita agama atau sejarah dengan pahatan membentuk karya seni yang mengesankan.

Candi-candi ini menjadi saksi bisu perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia.

Sejarah Candi Dieng dan Fungsinya Pada Era Dinasti Sanjaya

komplek candi dieng
komplek candi dieng

Candi Dieng merupakan kompleks candi Hindu kuno yang terletak di Dieng Plateau, sebuah dataran tinggi yang memiliki iklim sejuk dan indah.

Mesti tidak banyak yang mengulas tentang sejarah candi Dieng, namun di perkirakan kompleks Candi Dieng ini muncul dalam sekitar pertengahan hingga akhir abad ke-8 Masehi, walaupun tanggal pastinya pembangunan mereka masih belum dapat dipastikan.

Pada awal di masa Dinasti Senjaya, masa dimana satu keluarga penguasa yang memeluk agama Hindu, dan mereka mendukung pembangunan kuil-kuil Hindu seperti Candi Dieng.

Saat awal masa tersebut, candi ini berjumlah sekitar 400 bangunan candi, namun seiring berjalannya waktu, hanya delapan yang bertahan hingga saat ini.

Berdasarkan sejarah Candi dieng pertama kali ditemukan kembali tahun 1814 oleh seorang tentara Britania yang sedang berkunjung ke wilayah tersebut.

Berdasarkan wikipedia, Ia melihat reruntuhan candi-candi ini muncul tenggelam di tengah danau. Saat itu, dataran sekitar Candi Arjuna digenangi air dan membentuk danau kecil.

Pada tahun 1856, Isidore van Kinsbergen memimpin upaya untuk mengeringkan danau tersebut guna mengungkap secara lebih lengkap candi-candi yang ada.

Pemerintah Hindia Belanda melanjutkan upaya rekonstruksi pada tahun 1864, yang kemudian diikuti dengan studi mendalam dan pemotretan oleh Van Kinsbergen.

Secara arsitektur, komplek candi Dieng terbagi atas tiga kompleks, namun ada satu candi yang berdiri sendiri.  Ketiga kelompok tersebut yaitu kelompok Arjuna, Gatotkaca, dan Bima.

Baca juga :  5 Manfaat Merawat Orang Tua Menurut Agama Islam

Kompleks Candi Arjuna terdiri atas bangunan Candi Arjuna, Srikandi, Sembara,  dan Puntadewa. Tepat didepan Candi Arjuna terdapat Candi Semar, keempat candi tersebut menghadap ke barat, kecuali satu candi yakni Candi Semar.

Komplek Candi berikutnya adalah candi Bima dan tidak jauh dari komplek tersebut, terdapat kompleks candi  yang berdiri sendiri adalah Candi Gatotkaca.

bangunan candi Gatotkaca
bangunan candi Gatotkaca

Fungsi Candi Dieng

Dari era Dinasti Senjaya hingga kini Candi Dieng memiliki fungsi yang penting bagi para kerajaan hingga masyarakat di sekitarnya.

Pada zaman kerajaan, candi merupakan sebuah kuil yang digunakan sebagai unsur keagamaan. Mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai fungsi keagamaan candi-candi ini:

  1. Tempat Ibadah Candi-candi Dieng menjadi pusat ibadah bagi para penganut agama Hindu pada masa Dinasti Sanjaya. Tempat ini digunakan untuk melaksanakan berbagai jenis upacara keagamaan, meditasi, dan ritual-ritual suci. Orang-orang datang ke candi-candi ini untuk beribadah kepada dewa-dewi Hindu dan menyampaikan persembahan sebagai bentuk penghormatan.
  2. Simbol Kosmologi Hindu Candi-candi Dieng juga berfungsi sebagai simbol kosmologi Hindu. Arsitektur dan tata letak candi-candi ini mencerminkan konsep Hindu tentang alam semesta, dengan tiga aspek utama: Bumi, Surga, dan Dunia Bawah. Setiap bagian candi mewakili salah satu aspek ini, menciptakan gambaran tentang hubungan antara manusia, dewa-dewi, dan alam semesta.
  3. Mengajarkan Nilai-nilai Keagamaan Candi Dieng juga berperan dalam mengajarkan nilai-nilai keagamaan kepada masyarakat Hindu. Melalui relief-relief yang diukir di dinding candi, cerita-cerita agama dan mitologi Hindu diilustrasikan dengan indah. Ini membantu memperluas pemahaman tentang ajaran agama Hindu dan mendorong pemujaan kepada dewa-dewi.
  4. Pusat Pengembangan Keagamaan Selain sebagai tempat ibadah, Candi Dieng juga menjadi pusat pengembangan keagamaan. Para pemuka agama, pendeta, dan cendekiawan Hindu berkumpul di sini untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan, dan memperdalam pemahaman mereka tentang agama Hindu. Ini berperan dalam memperkaya dan mempertahankan tradisi keagamaan.

Memiliki fungsi yang begitu penting bagi masyarakat hingga saat ini mempengaruhi seni budaya di Jawa Tengah hingga. Pada masa itu, Candi Dieng menjadi penghubung manusia dengan alam semesta dalam perjalanan spiritual Hindu dan Buddha.

Sedangkan, Candi Dieng saat ini menjadi destinasi wisata sejarah yang dapat memberikan inspirasi dalam perjalanan keagamaan dan memahami lebih dalam agama Hindu juga nilai-nilai kehidupan yang diwariskan oleh nenek moyang kita.

Pada kesimpulannya. Sejarah Candi Dieng dan fungsinya mencerminkan budaya dan sejarah Indonesia yang mendalam. Keunikan arsitektur Candi Dieng dan pengaruhnya pada masyarakat Hindu saat itu menjadikan kompleks ini sebagai salah satu warisan berharga yang perlu dijaga.

Mengunjungi Candi Dieng adalah seperti melakukan perjalanan kembali ke masa lalu dan merasakan pesona budaya dan sejarah kuno Indonesia yang mempesona.

Jika Anda berkunjung ke Candi Dieng maka jangan lupa untuk mengunjungi candi-candi yang tidak kalah mengesankan di antaranya :

Faq

1. Bagaimana cara mengunjungi Candi Dieng dan apa yang harus diperhatikan ketika berkunjung ke sana?

Jawab : Untuk mengunjungi Candi Dieng, Anda bisa mencapainya dengan kendaraan pribadi atau menggunakan transportasi umum seperti kereta api, bus lintas kota dari kota-kota terdekat seperti Wonosobo. Saat berkunjung, penting untuk menghormati keberadaan candi dan tidak merusak struktur atau reliefnya.

2. Apakah ada ritual atau upacara keagamaan yang masih berlangsung di Candi Dieng hingga saat ini?

Jawab : Tergantung pada momen dan hari-hari penting, beberapa ritual dan upacara keagamaan masih berlangsung di Candi Dieng hingga saat ini. Misalnya, festival tahunan seperti “Festival Candi Dieng” seringkali mencakup upacara keagamaan, tarian, dan persembahan kepada dewa-dewi Hindu

Cerita Berkat

Menggali potensi diri dan mengejar kesuksesan dengan mempraktikkan manfaat kebaikan dan menerapkan motto kehidupan inspiratif.

Related Articles

Back to top button