Di dunia ini, setiap manusia memiliki hak dan kebebasan untuk memilih dan menjalankan keyakinan agamanya masing-masing. Hal ini yang mendasarkan setiap agama mengajarkan tentang toleransi dalam beragama. Dalam konteks ajaran dasar setiap agama, ada tiga pembahasan yang akan kita bahas di dalam artikel ini, yaitu tentang apa yang dimaksud dengan toleransi dalam beragama? Apa sudut pandang toleransi dari setiap agama yang ada di dunia. Dan bagaimana penerapan toleransi itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari kita.
Dalam keragaman agama yang semakin kompleks, toleransi bukan sekadar konsep retorika, tetapi landasan moral yang memungkinkan kita untuk hidup berdampingan dengan damai. Toleransi beragama sudah ada sejak zaman dulu terjalin, di Indonesia sendiri toleransi telah lahir sejak kerajaan Majapahit dan terus berkembang sebagai fungsi agama dalam kehidupan manusia yang positif.
Maka dari itu, pentingnya pemahaman dan penerapan toleransi ini di dalam kehidupan beragama, yang tentunya saat ini budaya kehidupan merupakan perubahan yang serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mari bersama-sama kita jelajahi konsep toleransi dalam beragama di tengah masyarakat Indonesia yang beragam ini.
Table of Contents
Apa yang Dimaksud Dengan Toleransi dalam Beragama?
Toleransi dalam beragama adalah sikap dan perilaku yang menghormati keyakinan dan praktik agama orang lain tanpa adanya diskriminasi atau penindasan. Ini berarti kita harus mengakui hak setiap individu untuk memiliki keyakinan agamanya sendiri dan menjalankan praktik keagamaan tanpa gangguan atau tekanan dari pihak lain.
Selain itu, toleransi dalam beragama juga mencakup kemampuan untuk hidup berdampingan dengan damai dengan orang-orang yang memiliki keyakinan agama yang berbeda. Ini berarti menghormati perbedaan keyakinan dan mencari kesamaan di antara perbedaan tersebut.
Toleransi juga melibatkan dialog dan komunikasi yang baik antara penganut agama yang berbeda untuk saling memahami dan membangun kerja sama.
Dalam konteks masyarakat yang beragam seperti di Indonesia, Dari suku mana pun asal kita, dari keturunan apapun kita, dari agama apapun kita, kita adalah satu, bangsa Indonesia.
Berikut adalah beberapa pandangan toleransi menurut agama yang diakui di Indonesia.
Toleransi Menurut Agama Islam
Toleransi dalam Islam adalah prinsip penting yang dianjurkan dalam ajaran agama ini. Islam mengajarkan menghargai tentang perbedaan keyakinan dan pandangan agama orang lain.
Dalam Islam konsep toleransi beragama disebut juga dengan Tasamuh, yang mengandung ide Rahmatal lil’alamin. Di dalam Al-Quran juga tertulis tentang toleransi beragama meskipun tidak membahasnya secara definisi. Namun, di dalam kitab suci Al-Quran terdapat beberapa tema yang terkait dengan toleransi ini. Seperti di dalam surat QS Al-Balad ayat 17 atau salam dan keselamatan pada QS Furqon ayat 63, Al-Ihsan atau perbuatan baik di dalam surat QS An-Nahl:90.
Ayat-ayat tersebut menunjukkan pentingnya sikap terbuka, kasih sayang, pengampunan, keadilan, dan penghormatan terhadap Allah dalam pandangan Islam.
Penting untuk di terapkan praktik toleransi dalam Islam yang terkait tentang aspek menghargai kebebasan beragama pada setiap manusia, menghormati setiap pendapat orang lain, memberikan ruang untuk diskusi pada dialog antar agama.
Toleransi Menurut Agama Buddha
Toleransi dalam Buddhis sangat jelas diajarkan sudah lama sejak zaman Buddha Gautama hidup dulu di India sampai saat ini dimana agama Buddha menyebar ke berbagai penjuru dunia. Sang Buddha Gautama dalam ajarannya yang menekankan prinsip ajaran penting tentang belas kasih dan toleransi terhadap semua orang.
Toleransi yang diajarkan sang Buddha di dalam agama Buddha tidak terlalu kompleks dan mudah untuk dipahami. Salah satunya adalah empat sifat luhur (Brahma Vihara) yang terdiri dari Metta (cinta kasih), Karuna (welas asih), Mudita (simpati), dan Uppekha (keseimbangan batin). Keempat sifat luhur itulah yang menjadi dasar dari toleransi dalam Buddhisme.
Dengan memahami Brahma Viraha dan mengamalkan ajaran Sang Buddha maka didalam diri seseorang akan tumbuh rasa toleransi antar makhluk hidup lainnya. Dengan ajaran Buddha tentang Cinta kasih, welas asih, simpati, dan keseimbangan batin inilah yang akan membawa pada terciptanya kedamaian.
Toleransi Menurut Agama Kristen
Kita diwajibkan mengamalkan sifat Sang juru selamat dalam agama Kristen yaitu Yesus Kristus. Dengan berpedoman kepada sikap Yesus terhadap orang yang beragama lain.
Pada masa kehidupannya, hampir setiap hari Yesus selalu bertemu dengan orang yang beragama lain, tidak hanya warga lain yang beliau temui, bahkan beberapa diantaranya adalah pemimpin tokoh dan saudagar dari yahudi yang. Didalam pertemuan tersebut, Yesus tidak hanya berbasa-basi, namun kala itu Yesus juga menjadi seorang Rabbi. Yesus menyampaikan berbagai pengajaran,
tegoran, pengharapan, dan bahkan pemikiran yang luar biasa terhadap orang yang beragama lain.
Dalam interaksinya dengan beberapa orang beragama lain, Yesus menunjukan sikap yang penuh kasih, pengertian, dan rasa hormat. Ia tidak menghakimi atau mendiskriminasi mereka berdasarkan latar belakang agama mereka. Sebaliknya, Yesus membuka pintu bagi dialog dan pertukaran pemikiran yang sehat. Ia mengajarkan pentingnya cinta kasih, perdamaian, dan toleransi antar sesama manusia, tanpa memandang agama atau asal-usul mereka.
Sebagai umat Kristem, kita wajib untuk mengikuti teladan Yesus Kristus dalam sikap kita terhadap orang-orang beragama lain. Dan begitu pula kita harus terbuka untuk belajar dan berbagai nilai-nilai yang positif dalam dialog komunikasi antar beragama.
Toleransi Menurut Agama Hindu
Didalam ajaran agama Hindu tidak ada yang mengatakan maupun mengajarkan bahwa manusia hanya mencintai seseorang yang ada dalam lingkupnya saja. Jadi, sebagai umat Hindu pasti mencintai serta sayangi seluruh makhluk hidup yang ada.
Adapun terkait toleransi beragama dituangkan dalam sloka yang berbunyi
“Sa atauh protasca widbhuh prajasu
artinya : Tuhan terjalin dalam makhluk yang diciptyakannya (Kitab Yajur Veda 32.8)
Maksud dari sloka di atas adanya saling menyayangi serta mencintai satu sama lain dan tidak pernah memandang umat agama lain dari segi apapun.
Cara Menerapkan Toleransi Beragama
Ada beberapa faktor pendorong seseorang untuk menerapkan dan meningkatkan toleransi dalam kehidupan antar umat beragama diantaranya.
Pertama, adalah faktor kesadaran sebagai cara menerapkan toleransi beragama. Karena seseorang akan dengan sadar berperilaku sesuai dengan ajaran agamanya. Dan tidak memaksa ajaran sendiri kepada orang lain.
Selanjutnya, menghargai ibadah orang lain dengan tidak mengganggu ketertiban disaat seseorang melakukan ibadah menurut agama kepercayaannya.
Anda juga bisa menerapkan toleransi beragama dengan menjaga silaturrahmi dengan penganut agama lainnya, seperti mengikuti kegiatan sosial, yang membantu setiap orang tanpa terkecuali ras, agama dan hal lainnya.
Yang terakhir dan yang paling utama adalah selalu berbuat baik kesemua orang dan memahami arti tentang perbedaan menjadi landasan utama untuk hidup rukun, damai dan sejahtera antar beragam manusia.
Jadi, toleransi beragama berarti bahwa setiap orang memiliki persamaan hak dan harus diperlakukan sama dalam hidupnya demi kedamaian, kenyamanan, dan kesejahtraan bersama. Toleransi tidak harus dengan sesama agama lainnya, melainkan harus dengan agama lain.
Maka dari itu, yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda agar aspek toleransi beragama semakin kuat di antara umat beragama yaitu bertindak sesuai dengan ajaran agama masing-masing. Dengan cara ini, dapat meningkatkan keimanan kita. Jika iman kita sudah kuat, maka kita akan terbiasa melakukan hal-hal baik di dalam hidup kita.
Semoga kita menjadi manusia yang memberikan dampak positif terhadap orang lain dengan perilaku kebaikan-kebaikan terhadap diri sendiri dan orang lain.
Semoga artikel ini bermanfaat. Yuk berbagai artikel ini pada sesama untuk mengenal toleransi beragama yang penting kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.