Kehidupan

Apa itu yang Dimaksud Dengan Makhluk Peta Dalam Agama Buddha?

Di setiap ajaran agama dan budaya tentunya hal tersebut memiliki praktik yang berbeda-beda. Ketika kita memasuki ajaran agama Buddha, ada satu hal yang menarik untuk kita ketahui dan pastinya umat Buddha akan menemukan tentang makhluk Peta. Sekilas, mungkin Anda mendengar ini seperti konsep kartografi yang aneh. Atau mungkin ini adalah sebuah perjalanan spiritual yang mistis yang di yakini umat Buddha? Nah, kali ini kita akan membahas lebih detail tentang apa itu yang dimaksud dengan makhluk Peta?, Di mana praktik spiritual yang masih tabu untuk kita dengar secara umum.

Sebenarnya, dalam dunia spiritual Buddha, makhluk Peta bukanlah memiliki arti yang nyata untuk bisa kita lihat, mereka adalah entitas yang memainkan peran unik dalam perjalanan rohani. Perjalanan seperti apa yang mengaitkan makhluk Peta tersebut dengan ajaran agama Buddha? Jadi, pastikan Anda tetap berada dalam artikel ini sehingga kita menemukan makna dari makhluk Peta tersebut.

Apa itu yang Dimaksud dengan Makhluk Peta?

Makhluk Peta atau di sebut juga dengan Petavatthu adalah salah satu dari kitab suci Buddha Theravada yang termasuk dalam khuddaka Nikaya dari Sutta Pitaka Kanon Pali. kitab ini terdiri dari 50 cerita syair yang menggambarkan secara rinci bagaimana konsekuensi dari perbuatan jahat dapat mengarahkan pada kelahiran kembali di alam peta (hantu) yang tidak bahagia, sesuai dengan ajaran tentang karma.

Kita pernah membahas tentang reinkarnasi di artikel sebelumnya, bahwa kenyataannya dalam agama Buddha entitas dari Makhluk peta memiliki kaitan erat dengan konsep reinkarnasi. Ketika seseorang meninggal, Menurut ajaran Buddha, karma mereka atau tindakan baik dan buruk pada saat kehidupan, akan mempengaruhi kelahiran selanjutnya. Jika seseorang telah melakukan perbuatan jahat atau memiliki karma buruk, maka mereka mungkin akan terlahir kembali sebagai makhluk Peta dalam kehidupan berikutnya.

Makhluk Peta sering kali dianggap sebagai kelompok yang menderita akibat perbuatan buruk mereka di kehidupan sebelumnya. Mereka sering kali menghadapi kondisi yang tidak bahagia, seperti kelaparan, haus, atau penderitaan lainnya. Oleh karena itu, makhluk Peta mengilustrasikan konsep bahwa tindakan kita dalam kehidupan ini memiliki konsekuensi yang kuat dalam kelahiran dan kehidupan berikutnya dalam siklus reinkarnasi.

Macam-Macam Makhluk Peta

ilustrasi gambar mahluk peta dalam agama Buddha
ilustrasi gambar mahluk peta dalam agama Buddha

Pada suatu alam yang di sebut dengan peta bumi (alam hantu) yang di mereka yang ada di dalamnya berupa makhluk yang diam di alam setelah kehidupan ini jauh dari kesenangan dan kebahagiaan.

Dalam ajaran Agama Buddha, terdapat berbagai jenis makhluk Peta, yang terdiri dari Peta 4, kelompok peta 12, dan kelompok peta 21. Masing-masing memiliki karakteristik dan peran yang berbeda dalam kehidupan spiritual. Berikut adalah beberapa macam makhluk Peta yang sering disebut dalam ajaran Buddha:

Kelompok peta 4 – Kelompok ini terdapat dalam kita suci Petabatthu-Atthakatha yang menceritakan tentang makhluk Peta.

  1. Paradattupajivika-Peta: Ini adalah jenis makhluk Peta yang hidup dengan memakan makanan yang diberikan oleh orang dalam upacara sembahyang. Mereka bergantung pada amal baik orang lain untuk bertahan hidup.
  2. Khupapipasika-Peta: Jenis makhluk Peta ini selalu merasa lapar dan haus. Penderitaan mereka terkait dengan keinginan yang tidak terpuaskan.
  3. Nijjhamatanhika-Peta: Makhluk Peta ini selalu merasa panas. Ini adalah salah satu bentuk penderitaan yang dialami oleh makhluk Peta dalam alam semesta yang lebih rendah.
  4. Kalakancika-Peta: Jenis makhluk Peta ini disebut sebagai makhluk sejenis Asura. Asura adalah makhluk yang sering kali digambarkan dalam agama Buddha sebagai makhluk yang iri hati dan berkonflik.

Berbagai dari mereka, masing masing menggambarkan berbagai bentuk penderitaan dan kondisi yang mungkin dialami oleh makhluk Peta dalam siklus kelahiran dan kematian yang terus berlanjut.

Kelompok peta selanjutnya dinamakan sebagai peta 12, kelompok ini digambarkan pada kitab suci.

  1. Vantasa-Peta: Makhluk Peta ini mungkin hidup dalam kondisi penderitaan akibat karma buruk mereka. Mereka seringkali dianggap sebagai makhluk yang kelaparan dan haus.
  2. Kunapasa-Peta: Makhluk Peta ini juga dikenal karena kelaparan dan haus yang tidak terpuaskan. Mereka mencerminkan kondisi penderitaan yang disebabkan oleh karma buruk.
  3. Guthakhadaka-Peta: Makhluk Peta ini mungkin mengalami kondisi penderitaan tertentu. Penjelasan lebih rinci tentang kondisi mereka tidak selalu tersedia dalam teks-teks Buddhis.
  4. Aggijalamukha-Peta: Makhluk Peta ini mungkin terkait dengan elemen api. Mereka mengalami penderitaan yang terkait dengan elemen ini.
  5. Sucimuja-Peta: Makhluk Peta ini mungkin mengalami kondisi yang buruk, meskipun penjelasan rinci tentang kondisi mereka tidak selalu tersedia dalam teks-teks Buddhis.
  6. Tahnattita-Peta: Makhluk Peta ini mungkin mengalami kondisi penderitaan yang terkait dengan rasa haus yang tidak terpuaskan.
  7. Sunujjhamaka-Peta: Makhluk Peta ini juga mungkin mengalami rasa haus yang terus-menerus.
  8. Suttanga-Peta: Mereka mungkin merupakan makhluk Peta yang terkait dengan elemen air. Rincian lebih lanjut tentang kondisi mereka mungkin tidak selalu jelas.
  9. Pabbatanga-Peta: Makhluk Peta ini mungkin memiliki hubungan dengan pegunungan atau kondisi yang berkaitan dengan pegunungan.
  10. Ajagaranga-Peta: Makhluk Peta ini mungkin terkait dengan ular atau kondisi yang berkaitan dengan ular.
  11. Vemanika-Peta: Makhluk Peta ini mungkin mengalami kondisi yang tidak jelas atau spesifik yang kurang dijelaskan dalam teks-teks Buddhis.
  12. Mahidhadhika-Peta: Makhluk Peta ini mungkin mengalami kondisi penderitaan yang parah, meskipun rincian lebih lanjut mungkin tidak selalu tersedia.
Baca juga :  7 Malaikat Agung dan Tugasnya Dalam Agama Katolik

Kelompok berikutnya merupakan kelompok peta yang dinamakan peta 21 yang terdapat dalam kitab suci Vinaya dan Lakkhanasanyutta, dimana menceritakan mereka dengan berbagai jenis makhluk peta dengan karakteristik dan kondisi yang berbeda-beda. Adapun golongan dari mereka adalah :

  1. Athisankhasika-Peta: Hantu yang memiliki tulang bersambung tetapi tidak memiliki daging.
  2. Mansapesika-Peta: Hantu yang memiliki daging terpecah-pecah tetapi tidak memiliki tulang.
  3. Mansapinada-Peta: Hantu yang memiliki daging berkeping-keping.
  4. Nicachaviparisa-Peta: Hantu yang tidak memiliki kulit.
  5. Asiloma-Peta: Hantu yang berbulu tajam.
  6. Sattiloma-Peta: Hantu yang berbulu seperti tombak.
  7. Usuloma-Peta: Hantu yang berbulu panjang seperti anak panah.
  8. Suciloma-Peta: Hantu yang berbulu seperti jarum.
  9. Dutiyasuciloma-Peta: Hantu yang berbulu seperti jarum jenis kedua.
  10. Kumabhanda-Peta: Hantu yang memiliki buah kemaluan yang sangat besar.
  11. Guthakupanimugga-Peta: Hantu yang bergelimangan dengan kotoran.
  12. Guthakhadaka-Peta: Hantu yang makan kotoran.
  13. Nicachavitaka-Peta: Hantu perempuan yang tidak memiliki kulit.
  14. Dugagandha-Peta: Hantu yang baunya sangat busuk.
  15. Ogilini-Peta: Hantu yang badannya seperti bara api.
  16. Asisa-Peta: Hantu yang tidak memiliki kepala.
  17. Bhikkhu-Peta: Hantu yang berbadan seperti Bhikkhu (biarawan).
  18. Bhikkhuni-Peta: Hantu yang berbadan seperti Bhikkhuni (biarawati).
  19. Sikkhamana-Peta: Hantu yang berbadan seperti pelajar wanita atau calon Bhikkhuni.
  20. Samanera-Peta: Hantu yang berbadan seperti Samanera (biksu muda).
  21. Samaneri-Peta: Hantu yang berbadan seperti Samaneri (biksu muda perempuan).

Selain dari makhluk Peta bumi (alam hantu) yang telah kita bahas di atas, umat Buddha juga mempercayai entitas lain dari makhluk Peta yang biasa mereka sebut dengan makhluk Asura secara umum diartikan dengan alam iblis/jin. Karena makhluk di alam tersebut jauh dari kemuliaan, kebebasan, kesenangan dan kebahagiaan.

Berikut bagian dari entitas mereka yang termasuk pada golongan Asura adalah :

1, Dewa Asura yang termasuk pada bagian dari mereka makhluk yang paling rendah, kategori ini mencangkup baik dewa-dewi (deva) maupun asura dalam hirarki Buddha.

2. Peta Asura mencakup makhluk Peta yang memiliki karakteristik seperti kemarahan dan pertikaian. Mereka adalah bagian dari makhluk Peta dan bukan Dewa atau Deva.

3. Niraya Asura mereka bagian dari kelompok makhluk yang mengalami penderitaan dalam alam semesta yang lebih rendah, seperti neraka. Mereka juga dianggap sebagai Asura da;am konteks penderitaan, bukan sebagai dewa dan deva.

Jadi walaupun istilah Asura tidak banyak di gunakan dalam konteks makhluk Peta di agama Buddha, namun Asura adalah salah satu jenis makhluk Peta dengan karakteristik khusus.

FAQ

1.Apakah makhluk Peta hanya ada dalam Agama Buddha?

Jawab : Tidak, konsep makhluk Peta juga ada dalam agama-agama lain seperti Hinduisme dan Jainisme. Namun, praktik dalam spiritual dan karakteristik mereka bisa berbeda.

2. Apa peran makhluk Peta dalam praktik keagamaan Buddha?

Jawab : Makhluk Peta sering kali dianggap sebagai contoh tentang sebab-akibat dari perbuatan dan keinginan manusia selama kehidupan. Mereka mengingatkan kita tentang pentingnya moralitas dan etika dalam kehidupan.

3. Apakah manusia bisa menjadi makhluk Peta?

Jawab : Dalam ajaran Buddha, manusia berada dalam salah satu dari enam alam semesta, tetapi mereka memiliki peluang langka untuk mencapai pencerahan melalui praktik spiritual yang harusnya mereka lakukan.

Kita telah mengetahui tentang apa itu yang dimaksud dengan makhluk Peta, seperti yang telah kita bahas di atas, mereka memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang siklus kelahiran dan reinkarnasi dalam keyakinan Buddha.

Oleh karena itu, kita juga harus menghayati dan menerapkan tentang apa yang dimaksud dengan makhluk Peta sangat penting bagi mereka yang menjalani jalan spiritual Buddha.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang makhluk Peta, kita dapat mengembangkan kesadaran spiritual dan moral yang lebih dalam dalam kehidupan kita.

Semoga Bermanfaat.

Cerita Berkat

Menggali potensi diri dan mengejar kesuksesan dengan mempraktikkan manfaat kebaikan dan menerapkan motto kehidupan inspiratif.

Related Articles

Back to top button