Hallo teman-teman! Di dunia ini, umat manusia memiliki beragam keyakinan yang di percaya. Namun dalam keberagaman keyakinan agama ada sebuah konsep yang menjadi suatu topik yang menarik untuk kita bahas yaitu Ateisme. Apakah Anda pernah mendengar konsep tersebut? Ya, Ateisme sebagai pandangan yang menolak keberadaan Tuhan atau dewa. Ateisme ini menarik perhatian para filsuf, dan masyarakat umum selama berabad-abad. Meskipun tidak mengikuti struktur agama tertentu, Ateisme memainkan peran penting dalam debat tentang keberadaan Tuhan, sifat manusia, etika, dan asal usul alam semesta.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep Ateisme dan memahami argumen yang sering diajukan oleh para Ateis. Kami juga akan melihat variasi dalam pandangan Ateis dan mempertimbangkan beberapa pertanyaan penting yang muncul tentang apa yang dimaksud Ateis dalam diskusi sosial media. Tujuan dari artikel ini adalah memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Ateisme, bukan untuk mengkritik atau mempromosikan pandangan tertentu, tetapi untuk memberikan pandangan yang lebih dalam untuk Anda yang belum mengenal Ateis.
Table of Contents
Apa itu Ateis? Definisi dan Penjelasan
Di lansir dari wikipedia, Ateis adalah sebuah pandangan filosofi yang percaya tidak adanya keberadaan Tuhan dan dewa-dewi. Secara garis besar arti Ateis yaitu kepercayaan bahwa tidak adanya keberadaan dewa atau Tuhan. Istilah Ateis berasal dari bahasa Yunani (Atheos) yang artinya “tanpa tuhan”. Ada banyak pandangan tentang pengertian Ateis yang mencangkup berbagai aliran pemikiran. Didefinisikan oleh para penulis berdasarkan pada Ateisme merupakan suatu kepercayaan tersendiri ataukah hanyalah ketiadaan pada kepercayaan, dan apakah Ateis dengan sadar melakukan penolakan terhadap kepercayaan.
Ateis merupakan suatu pandangan yang berbeda dari agama atau kepercayaan Teistik (adanya tuhan), Ateis memandang bahwa klaim akan adanya tuhan tidak memiliki cukup bukti atau dasar rasional, dan oleh karena itu mereka menolak untuk mempercayainya.
Jadi, Ateis bukanlah suatu agama. Ateisme tidak memiliki dogma, ritual, atau struktur organisasi formal. Dan seorang Ateis tidak melakukan kegiatan ibadah seperti menyembah Tuhan atau pun berdoa. Setiap ateis memiliki kebebasan untuk membentuk pandangan dan kepercayaan mereka sendiri tanpa terikat oleh ajaran atau otoritas agama.
Mitos Umum Tentang Atheis yang Salah
Banyak sekali mitos yang salah mengenai seorang Ateis, khususnya di Indonesia. Cukup banyak masyarakat Indonesia menganggap bahwa orang yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan adalah orang yang bebas tak terbatas, tidak memiliki batasan-batasan moral, sehingga akan merugikan orang lain di lingkungannya. Ada pula yang menganggap bahwa Ateis sekumpulan komunis yang menyembah roh atau setan. Anggapan awam terhadap Ateis ini ternyata banyak yang keliru. Hal ini disebabkan karena adanya stigma buruk mengenai Ateis sehingga fakta pembenaran akan pengertian Ateis di indonesia menjadi sulit di percaya.
Dalam konteks ini Ateis berpendapat bahwa kepercayaan harus didasarkan pada alasan dan bukti, bukan iman. Mereka menghargai pemikiran kritis dan membentuk kesimpulan berdasarkan fakta. Para Ateis hanya mengambil pendekatan perspektif dan berbasis bukti terhadap klaim-klaim luar biasa terhadap hal-hal gaib.
Pandangan Ateis Menurut Agama Kristen dan Islam
Menurut agama-agama besar di dunia seperti agama Kristen dan agama Islam, Atheis di pandang secara negatif karena ketidakpercayaan mereka terhadap Tuhan dan penolakan mereka terhadap iman. Baik Kristen maupun Islam menganggap Ateis sebagai dosa atau tidak bermoral.
Pandangan Ateis dalam ajaran Islam sering kali di anggap sebagai tantangan terhadap keyakinan dan ajaran Islam. Dalam agama Islam, keberadaan Allah adalah prinsip yang tak terbantahkan. Dalam masyarakat Muslim Ateisme bisa dianggap sebagai tindakan kemurtadan (irtidad) yang menyimpang dan dapat menghadapi stigma sosial atau hukuman di beberapa negara yang menerapkan hukum syariah. Umat Islam juga memandang Ateis sebagai kekufuran yang berarti ketidakpercayaan kepada Allah.
Selain itu, dalam pandangan Kristen yang meyakini akan keberadaan Tuhan adalah inti dari iman Kristen. Ateis dianggap bertentangan dengan ajaran kristen yang mengajarkan bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta dan sumber dari segala kehidupan.
Ateis dipandang sebagai ancaman terhadap tatanan moral dan sosial oleh beberapa penganut agama. Mereka berfikir bahwa moralitas berasal dari ajaran Tuhan, sehingga Ateis tidak akan bisa bermoral tanpa adanya kepercayaan. Namun pada Ateis berpendapat bahwa moralitas mendahului agama dan berasal dari akal sehat dan empati manusia.
Meskipun Ateis dan penganut agama (religius) sering kali memiliki pandangan yang berbeda secara fundamental tentang kepercayaan, moralitas, bukti dan sifat dari spiritual tiap manusia itu sendiri. Namun menekankan unsur saling pengertian dan rasa hormat di antara orang-orang dari semua agama dan kepercayaan.
Apa yang Dipercaya dan Tidak Dipercaya Oleh Atheis?
Atheis adalah individu yang tidak mempercayai adanya Tuhan atau entitas ilahi. Mereka cenderung mengadopsi pandangan skeptis terhadap klaim-klaim agama dan mengandalkan penjelasan ilmiah serta bukti empiris dalam menjelaskan fenomena alam semesta. Atheis tidak mempercayai adanya kehidupan setelah mati, kuasa supranatural, atau keberadaan entitas ilahi yang mengatur dunia.
Atheis lebih condong pada pandangan materialistis dan meyakini bahwa segala sesuatu dapat dijelaskan melalui ilmu pengetahuan dan penjelasan ilmiah. Mereka menekankan pentingnya berpikir rasional dan bukti yang dapat diuji dalam membentuk keyakinan.
Komunitas Ateis di Indonesia
Ada wadah komunitas Ateis di Indonesia. Dilansir dari situs dw.com yang menceritakan dirinya sebagai seseorang Ateis dan menceritakan kehidupannya di negara yang mayoritas masyarakat memiliki kepercayaan keagamaan. Di Indonesia, stefon Jhon menceritakan bahwa dirinya tidak sendirian. Bahkan ada banyak manusia yang memilih untuk Ateis, mereka yang menggugat keimanan bergabung dalam komunitas-komunitas free-thinker agnostik (tidak mempercayai agama) dan Ateis (tidak mempercayai tuhan).
Komunitas ini ada dan berkembang di mulai dari keberadaan di media sosial atau di group Whatsapp. Hingga akhirnya komunitas ini ada dan terjalin dalam ikatan komunitas untuk menampung aspirasi dari orang-orang yang membutuhkan tempat nyaman berbagi mengenai hal yang sama-sama mereka yakini.
Tujuan utama dari Komunitas Ateis di Indonesia ini bukan hanya untuk mengumpulkan Ateis di Indonesia, melainkan memberikan tempat yang aman dan nyaman bagi Ateis dan kamu minoritas di Indonesia yang di diskriminasi dan jarang bisa terbuka di lingkungan nyata. Meskipun begitu keadaan Ateis di Indonesia menjadi kontroversial, namun Ateis di Indonesia tidak melanggar hukum yang yang ada di Indonesia.
Demikian pandangan tentang konsep Ateis terhadap agama lainnya, meskipun adanya perbedaan signifikan, akan tetapi mereka saling mendengarkan dan mencari pemahaman bersama menjadi kunci membangun masyarakat yang harmonis dan saling menghormati. Karena Indonesia merupakan negara ideologi yang mengedepankan filsafat Pancasila, dimana menjelaskan Indonesia mempunyai slogan “Bhinneka Tunggal Ika” yaitu negara yang lahir dari perbedaan-perbedaan. Semoga masyarakat Indonesia mulai menghargai perbedaan dan tidak lagi mendiskriminasi minoritas yang ada di negara kita.
Salam sejahtera. Sampai jumpa.