Beribadah adalah salah satu cara umat beragama untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setiap agama memiliki cara ibadahnya masing-masing, termasuk agama Khonghucu. Namun perbedaannya terletak pada tata cara beribadah, dan kali ini ada yang menarik dari pembahasan cerita berkat terkait tentang cara beribadah agama Khonghucu.
Meskipun acap kali dianggap sebagai ajaran filsafat atau pandangan hidup bagi banyak orang. Namun sebenarnya, ajaran ini adalah salah satu cara umat beragama untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setiap ibadah agama Khonghucu memiliki perpaduan antara ritual dan spiritualitas.
Ritual ibadah agama Konghucu dilakukan dengan tata cara yang telah ditetapkan, sedangkan spiritualitas ibadah agama Konghucu merupakan upaya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam artikel kali ini, cerita berkat akan membahas cara beribadah agama Khunghucu secara lebih rinci hingga mengulas makna spiritual agama tersebut.
Apakah Anda penasaran dengan pelaksanaan dan ritual ibadah agama Khonghucu? Jika iya, maka artikel ini akan membantu anda menemukan informasinya.
Table of Contents
Apa itu Agama Khonghucu?
Agama Konghucu atau biasa dikenal dengan konfusianisme, merupakan suatu ajaran yang berarti kepercayaan dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur.
Ajaran ini didasarkan pada ajaran Kong fuzi yang berasal dari negara Tiongkok. Ajaran ini telah berkembang hingga di berbagai belahan dunia, Di Indonesia sendiri ajaran Konghucu merupakan kepercayaan resmi yang diakui bersamaan dengan 5 kepercayaan lainnya.
Khonghucu tidak memiliki dewa-dewi, seperti yang dimiliki agama-agama lain. Sebaliknya, praktik keagamaan Khonghucu lebih berfokus pada kehormatan terhadap leluhur, penghormatan kepada Kong Fuzi, dan pemeliharaan nilai-nilai moral.
Cara Beribadah Agama Khonghucu
Bagi umat Khonghucu, beribadah adalah bagian penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ibadah dalam agama Konghucu menekankan penghormatan terhadap leluhur yaitu Kong Fuzi (Konfusius). Dan pemeliharaan nilai-nilai moral yang diajarkan oleh filosofi agama Konghucu.
Berikut adalah beberapa cara umum yang digunakan dalam beribadah agama Khonghucu.
Beribadah di Kelenteng
Kelenteng atau Fuk Ling Miau yang biasa dikenal oleh umat Khonghucu merupakan tempat peribadatan oleh kebanyakan orang Tionghoa (Buddha Khonhucu dan Tiongkok). Dengan keberagaman ini kadang-kadang kita sulit membedakan apakah mereka itu penganut konsep ajaran agama Buddha Mahayana atau Konghucu.
Namun disaat kita telusuri lebih lanjut, akan ada perbedaan yang signifikan pada bangunan tempat ibadah dari kedua agama tersebut, penyebutan nama dari tempat ibadah juga pada dewa-dewi yang di anut agama tersebut.
Secara umum bangunan kelenteng bergaya khas Tiongkok dengan terdapat ukiran Naga atau Liong di atas atap kelenteng. Di dalam bangunan kelenteng ini umat Konghucu memberikan persembahan atau dupa sebagai tanda penghormatan terhadap para leluhur dan Kong Fuzi.
Menggunakan Dupa
Umat Konghucu acap kali membakar Dupa dalam praktik ibadahnya tidak hanya di saat beribadah di Kelenteng saja, namum dupa juga gunakan disetiap rumah umat Tinghoa penganut agama Konghucu.
Dupa merupakan sejenis batang atau butiran beraroma yang dibakar sebagai persembahan kepada dewa atau leluhur. Dupa atau biasa di sebut dengan Hio memiliki arti harum.
Umat Konghucu mempercayai bahwa penggunaan dupa dalam beribadah memiliki tujuan untuk membersihkan lingkungan dari energi negatif dan memberikan harumnya kepada para leluhur. Umat Khonghucu percaya bahwa dupa membawa mereka lebih dekat dengan dunia spiritual dan membantu mereka berkomunikasi dengan leluhur mereka.
Membakar Dupa atau Hio dalam agama Khonghucu ini memiliki makna “jalan suci itu berasal dari kesatuan hatiku dan hatiku dibawa melalui keharuman dupa”
Pada umumnya, dupa ini berbentuk seperti obat nyamuk, biasanya di gunakan hanya untuk bau-bauan saja. Asap yang di keluarkan dupa ini lah yang menjadi aroma wangi dan menyebar diseluruh ruangan Kelenteng atau pun rumah-rumah umat Konghucu agar membersihkan dari energi negatif.
Pembakaran Uang Kertas
Trasidi kuno umat Tionghua khususnya umat yang beragama Konghucu sering kali melakukan cara etnis persembahan dengan bakar uang kertas. Meskipun tradisi ini terdengar tidak familiar, namun ini menjadi ritual yang dilakukan turun-temurun selama ribuan tahun hingga saat sekarang ini.
Praktik ini diadakan hampir di setiap acara penghormatan kepada para leluhur juga pada peringatan hari-hari besar seperti acara pemakanan.
Terdengar sangat ironis bukan? uang yang merupakan sesuatu yang susah didapaktan masa dibakar begitu saja!
Tapi tenang, ritual ini mengunakan uang kertas palsu dan bukan uang asli yang biasa kamu gunakan untuk bertransaksi di kehidupan sehari-hari. Uang ini nantinya dibakar sebagai pertanda uang hantu atau uang arwah.
Tujuan dari ritual bakar uang ini merupakan persembahan kepada leluhur dan digunakan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan roh mereka di dunia baka. Ini adalah cara umat Konghucu menghormati leluhur mereka dan meyakini bahwa persembahan ini akan membantu mereka dalam kehidupan setelah kematian.
Dilansir dari wikipedia bahwa ritual ini sudah ada sejak dinasti Jin (265-420) sejak saat itu, ritual ini terus dilakukan oleh umat Konghucu.
Konon katanya, praktik membakar uang kertas membantu umat Khonghucu menjaga keseimbangan antara dunia fisik dan dunia spiritual serta membangun hubungan yang erat antara generasi yang hidup dengan generasi yang telah tiada. Dalam proses ini, penghormatan kepada leluhur tetap menjadi nilai yang sangat dijunjung tinggi dalam kehidupan umat Khonghucu.
Seperti yang telah kita bahas di atas cara beribadah agama Khonghucu memiliki arti penting tentang hubungan spiritual dengan leluhurnya, memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran moral, dan menjelajahi kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai etika. Tentu sekilas pemahaman ini akan sama dengan praktik ibadah agama Buddha dalam mencapai pencerahan sesuai dengan ajaran Sang Buddha atau Biksu.
Pada kesimpulannya, Tradisi beribadah yang dilakukan penganut agama Konghucu berdampak pada kehidupan sehari-hari dengan mempraktikan nilai-nilai moral seperti prinsip kejujuran, kesetiaan, dan penghormatan kepada sesama dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dari zaman dahulu hingga saat ini, Bagi umat Konghucu, mempercayai bahwa agama mereka tetap menjadi pilar kuat dalam menjalani kehidupan yang bermakna dan etis dalam kehidupan di tengah beragam keagamaan yang ada. Ini lah yang dikatakan tentang toleransi dalam beragama.
Meskipun agama Khonghucu mungkin berbeda dalam praktik dan keyakinan dengan agama-agama lain, umat Khonghucu telah menunjukkan kemampuan mereka untuk hidup berdampingan dengan beragam kepercayaan.
Semoga kika semua bisa hidup damai dengan antar sesama walaupun dilandasi atas perbedaan keagamaan1
Salam sejahterah, dan jangan lupa untuk berbagai artikel ini untuk kepedulian setiap insan manusia mencapai spiritual yang lebih baik.