Halo teman-teman! Kembali kita akan membahas seputar wonderfull Indonesia yang menjadi daya tarik wisatawan hingga mancanegara untuk destinasi wisata serta dapat mempelajari tentang sejarah dan budaya yang ada di Indonesia. Indonesia kaya akan warisan budaya dan sejarah. Nah! salah satunya adalah Candi Bahal, sebuah Candi Buddha aliran Vajrayana yang mempesona yang menyajikan arsitektur megah menciptakan karya seni tanpa melampaui batas zaman hingga saat ini.
Aliran Vajrayana muncul dalam perkembangan selanjutnya dari ajaran Buddha Gautama. Aliran ini memiliki akar dari ajaran Mahayana, namun menonjolkan praktik-praktik ritual dan meditasi yang kompleks, termasuk penggunaan mantra, visualisasi, dan simbol-simbol suci. Dalam konteks candi aliran Vajrayana tercerminkan dalam arsitektur dan simbolisme candi. Candi ini tidak hanya merupakan monumen fisik, tetapi juga simbol spiritual dan tempat perayaan keagamaan. Artikel ini akan mengajak Anda kembali mengenal sejarah mengungkap keindahan dan keajaiban dari arsitektur Candi Bahal yang bersejarah.
Table of Contents
Sejarah Candi Bahal Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Candi Bahal memiliki sejarah yang panjang dan merupakan sebuah arsitektur bersejarah yang mengungkapkan jejak kebesaran kerajaan Sriwijaya, salah satu kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara pada masanya. Candi ini menjadi bukti keberadaan agama Buddha di wilayah ini pada masa lalu. Dengan Arsitektur yang menggabungkan unsur-unsur aliran Vajrayana, Candi Bahal memberikan pandangan berharga tentang bagaimana kepercayaan dan budaya berdampingan dalam kemegahan kerajaan.
Bangunan bersejarah ini di perkirakan telah ada selama ribuan tahun dan dibangun pada abad ke II M, bangunan purba kala ini terbuat dari bata merah, setiap struktur candi terdiri atas bangunan induk, bangunan perwara atau penyerta, gapura. Terdapat pula pagar merah yang mengelilingi candi setinggi 1 meter. Candi ini juga di kaitkan dengan Kerajaan Pannai sebuah kerajaan yang terletak di pesisir timur Sumatera Utara. Berdasarkan buku Sriwijaya “Kerajaan Maritim di Indonesia karya”, Akhmad Saddad (2023), kerajaan Pannai dulunya berhasil ditaklukan oleh kerajaan Sriwijaya sehingga berakhir menjadi salah satu wilayah kekuasaan Sriwijaya.
Candi Bahal juga sering kali di sebut Candi Portibi yang terletak di Desa Bahal, kecamatan Padang Bolak, Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara. Candi bahal terletak berjarak sekitar 423 km dari kota Medan.
Candi Buddha yang Terdiri dari 3 Bagunan
Candi Bahal merupakan kompleks candi yang terluas di provinsi Sumatera Utara, karena sekitarnya melingkupi komplek beberapa candi, yakni Candi Bahal 1, 2 dan 3 Masing-masing dari candi ini memiliki ciri khas dan makna tersendiri.
Berikut ini penjelasan mengenai Candi Bahal 1, 2 dan 3, penjelasan berikut terkait tentang sejarah, lokasi, penemuan, bentuk yang merupakan salah satu peninggalan kerajaan Sriwijaya. Simak penjelasan berikut agar saat anda berkunjung ke candi ini, dimana sekarang menjadi salah satu wisata bersejarah di Kota Medan. Maka, Anda telah memahami setiap detail dari candi tersebut.
Candi Bahal I
Candi Bahal peninggalan Kerajaan Sriwijaya ini lokasinya mudah ditemukan karena candi I bisa langsung dilihat dari jalanan saat pengendara lewat. Candi ini berbentuk persegi empat dengan alas bujursangkar seluas 7 m2. Di dalam candi ini, terdapat ruang kosong yang memiliki ukuran 3 m2 dan terdapat dinding yang mengelilinginya setinggi 1 meter.
Selain itu, bentuk atap Candi Bahal I sangat unik, tidak seperti kumpulan candi yang yang ada di Jawa Timur. Bentuk atap candi ini silinder dengan memiliki tinggi 2,5 meter, pada bagian atas candi ini juga terdapat sebuah stupa (lambang Buddha) yang mengandung makna simbolis dalam konteks kepercayaan Buddha.
Relief-relief yang ada di candi I menggambarkan adegan-adegan dari kehidupan Buddha, termasuk kelahiran Siddhartha Gautama, adegan-adegan dari cerita Jataka. Stuktur arsitektur dan hiasan-hiasan pada candi ini mencerminkan keahlian seni dan kerajinan tinggi pada masa itu.
Candi Bahal 2
Candi Bahal menjadi salah satu destinasi sejarah yang wajib Anda kunjungi! Terletak di selatan sekitar 300 m dari Candi Bahal I. Struktur candi ini hampir sama dengan Bahal I, akan tetapi ukuran bangunannya lebih kecil dari bangunan Bahal 1. Candi ini mempunyai tinggi dinding sekitar 70 cm mengapit sisi kanan dan kiri lantai tersebut sampai ke batas tangga yang terdapat di sisi timur.
Kemudian, bangunan utama dari candi ini terdiri dari susunan tatakan, kaki, tubuh dan atap candi. Didepan pangkal tangga bangunan utama terdapat sepasang kepala makara dengan mulut terbuka. Dalam tubuh candi ini juga terdapat ruangan kosong berukuran sekitar 3 meter persegi, dikelilingi dinding setebal sekitar 1 meter. Pintu masuk selebar sekitar 120 x 250 cm menghadap ke timur tanpa pahatan hiasan apapun pada bingkainya. Dinding tatakan, kaki dan tubuh candi juga polos tanpa hiasan pahatan. Atap pada candi ini berbentuk limas dengan puncak persegi empat.
Meskipun struktur bangunan candi ini lebih sederhana dalam ukuran dan hiasan, Candi Bahal II memberikan informasi penting tentang kehidupan spiritual dan budaya pada zaman kerajaan Sriwijaya.
Candi Bahal III
Berbeda dengan 2 candi yang telah kita bahas di atas, untuk mengunjungi lokasi bangunan Bahal 3 peninggalan kerajaan Sriwijaya, Anda harus melewati sawah yang luas, rumah penduduk dengan jalur jalan setapak. Candi ini memiliki kemiripan dengan Candi Bahal dan bangunan Bahal 2 di dalamnya memiliki ruang kosong pada bangunan tersebut. Pada bingkai batu candi tidak terdapat pahatan, tetapi pada dinding tatakan yang yang luasnya 5 m2 terdapat pahatan berupa motif bunga. Tetapi dalam sisi bangunan candi tersebut sama sekali tidak terdapat pahatan.
Arsitektur hiasan pada candi bangunan Bahal 3 terlihat pada sepanjang dinding tatakan dihiasai pahatan dengan motif yang mirip bunga, atap Candi Bahal 3 berbentuk limas dengan puncak persegi empat, mirip dengan atap Candi Bahal II.
Ketiga candi dalam kompleks ini secara bersama-sama menggambarkan aspek spiritual, kebudayaan, dan seni yang berkembang dalam masyarakat Sriwijaya pada masa lampau. Pada zamannya candi-candi ini digunakan sebagai tempat peringatan Hari Raya Waisak umat Buddha.
Sebagai informasi tambahan untuk Anda, Candi Bahal bukan hanya sekedar sejarah peninggalan kerajaan Sriwijaya, namun saat ini candi dengan arsitektur yang kokoh dan unik ini telah di tetapkan sebagai salah satu cagar budaya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kebudayaan Pariwisata Nomor PM. 88/pw.007/MKP/2011 tanggal 17 oktober 2010.
Sudah saatnya Anda bernostalgia tentang sejarah dan budaya yang ada di Indonesia dengan berkunjung ke Candi Bahal ini. Dengan memahami dan mengenal sejarah candi ini yang kaya dan makna spiritual yang mendalam, arsitektur bangunan Bahal terus menginspirasi dan mempesona bagi kita hingga hari ini.
Semoga bermanfaat dan jangan lupa kenali setiap bagian sejarah yang menginspirasi di Indonesia kita tercinta.