Halo teman-teman, sebelumnya kita telah membahas lebaran Idul Adha 2023 yang sebentar lagi akan di rayakan oleh seluruh umat Muslim di dunia, khususnya di Indonesia. Banyak orang yang menantikan perayaan Idul Adha dengan suka cita, menunggu untuk shalat Idul Adha berjamaah, menantikan untuk berkumpul bersama keluarga dan saudara, menyaksikan penyembelihan hewan qurban.
Anjuran untuk berkurban bukan tanpa alasan, karena banyak keutamaan yang menyertai bagi hamba Allah yang mau berkurban saat hari raya Idul Adha, selain untuk menjalankan amalan, ada beberapa hikmat yang terkait anjuran berkurban di hari Idul Adha atau hari Tasyriq. Dengan memenuhi perintah Allah Ta’ala dan Rasulullah SAW. Lantas ada yang bertanya, tentang sejarah terjadinya berkurban di hari Idul Adha? Kenapa Idul Adha identik dengan berkurban dan apakah berkurban itu wajib untuk setiap umat Muslim? Berikut penjelasan singkat dalam artikel ini membahas menjelang perayaan Idul Adha kaitannya dengan berkurban.
Table of Contents
Sejarah Kurban Pada Zaman Nabi Adam AS
Sambil menunggu waktu ibadah Idul Adha “hari raya qurban”, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana sejarah kurban alam Islam, perayaan Idul Adha tidak terlepas dari ritual pemotongan hewan qurban atau hewan sembelihan. Dalam agama Islam, kurban merupakan praktik ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim sebagai bagian dari perayaan Idul Adha. Kurban ini memiliki akar sejarah yang berkaitan dengan zaman Nabi Adam AS, yang dianggap sebagai leluhur pertama menurut ajaran agama Islam.
Dalam tradisi Islam, diyakini bahwa Nabi Adam AS dan istrinya, Hawa, ditempatkan di surga oleh Allah. Namun, mereka kemudian dikeluarkan dari surga setelah makan dari pohon terlarang. Setelah turun ke bumi, mereka berdua sadar akan dosa mereka dan memohon ampunan kepada Allah.
Menurut beberapa riwayat hadist, Nabi Adam AS diberikan petunjuk oleh Allah untuk menyembelih seekor hewan sebagai pengganti kesalahan mereka. Nabi Adam AS kemudian menyembelih seekor domba sebagai tanda pengampunan dan rasa syukur kepada Allah. Dalam tradisi Islam, kisah ini menjadi dasar bagi praktik kurban yang dilakukan oleh umat Muslim.
Kurban pada zaman Nabi Adam AS memiliki makna penting dalam menunjukan ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah. Dalam kurban, umat Muslim menyembelih hewan tertentu seperti domba, sapi atau kambing sebagai bentuk pengorbanan kepada Allah. Hewan kurban yang disembelih tersebut kemudian dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan, termasuk keluarga, teman, dan orang-orang miskin di lingkungan tempat tinggal.
Kisah zaman Nabi Adam AS dan Siti Hawa tang telah di ungkapkan dalam kitab suci Al-Quran, kisah ini ditulis pada ayat Al-Baqarah : 35
وَقُلۡنَا يَٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Yang artinya : “Dan kami berfirman:”Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzalim.” (QS: Al-Baqarah{2}: 35) “
Perintah Kurban Pada Zaman Nabi Ibrahim AS
Pad zaman Nabi Ibrahim AS, perintah untuk kurban terjadi dalam peristiwa yang dikenal sebagai “ujian ibrahim” atau “ujian kesetiaan”. Kisah ini diceritakan dalam Al-Quran (surah-Al-Saffat, ayat 102-107) yang berbunyi :
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Nabi Ibrahim menerima wahyu dari Allah yang memerintahkannya untuk menyembelih putranya, Ismail, sebagai bentuk pengorbanan. Ini merupakan ujian berat bagi Nabi Ibrahim AS, karena Ismail merupakan putra yang sangat dicintainya, namun sebagai seorang nabi yang taat, Nabi Ibrahim AS bersiap untuk melaksanakan perintah Allah.
Ketika Nabi Ibrahim AS bermaksud untuk menyembelih Ismail, Allah mengganti Ismail dengan seekor domba yang ditempatkan di sampingnya. Ini adalah tanda pengganti yang diberikan Allah sebagai bukti pengabdian dan kepatuhan Nabi Ibrahim AS. Peristiwa ini juga mengajarkan umat Muslim tentang pentingnya ketaatan dan kesetiaan kepada Allah. Kurban dalam Islam juga miliki akar dari peristiwa ini. Setiap tahun umat Islam merayakan hari Idul Adha sebagai perintah akan kesetiaan Nabi Ibrahim AS dan pengorbanannya yang besar.
Sejarah Kurban Pada Zaman Nabi Muhammad SAW
Belajar dari kisah nabi sebelumnya hingga pada zaman Nabi Muhammad SAW, ajaran dan syariat kurban semakin berkembang dan hingga nanti sampai pada akhir zaman. Praktik kurban zaman Nabi Muhammad SAW berhubungan dengan perintah yang diberikan kepada Nabi Ibrahim AS. Nabi Muhammad merupakan Nabi terakhir dalam agama Islam yang di anggap sebagai pengikut dan pewaris ajaran-ajaran Nabi Ibrahim AS.
Nabi Muhammad SAW meneruskan tradisi kurban yang dilakukan oleh nabi Ibrahim AS. Dia mengajarkan umat Muslim untuk melaksanakan kurban sebagai bagian dari ibadah yang dianjurkan.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, praktik kurban memiliki akar sejarah yang berhubungan dengan perintah yang diberikan kepada Nabi Ibrahim AS. Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir dalam agama Islam dan dianggap sebagai pengikut dan pewaris ajaran-ajaran Nabi Ibrahim AS. Praktik kurban pada zaman Nabi Muhammad SAW didasarkan pada wahyu Allah yang terdapat dalam Al-Quran (Surah Al-Hajj, ayat 37).
” Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang disampaikannya kepada Allah adalah ketaqwaan kamu. Demi-kianlah Dia menundukannya untuk mu agar kamu menggagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepada kamu”.
Dalam perayaan Idul Adha, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, umat Muslim mengikuti langkah-langkah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah gambaran umum tentang sejarah kurban pada zaman Nabi Muhammad SAW:
- Pemilihan Hewan Kurban: Umat Muslim memilih hewan yang sesuai untuk dikurbankan, seperti domba, sapi, atau kambing. Hewan tersebut harus memenuhi kriteria tertentu, seperti usia minimal dan kesehatan yang baik.
- Niat dan Kesungguhan: Sebelum menyembelih hewan kurban, seseorang harus berniat secara tulus ikhlas dan mengarahkannya hanya untuk mendapatkan keridhoan Allah.
- Penyembelihan Hewan Kurban: Dengan nama Allah, hewan kurban disembelih secara cepat dan dengan cara yang memenuhi syarat agama Islam. Proses ini harus dilakukan dengan hati yang ikhlas dan tidak menyiksa hewan.
- Pembagian Daging Kurban: Setelah penyembelihan, daging hewan kurban dibagi menjadi tiga bagian. Satu bagian diberikan kepada keluarga yang melaksanakan kurban, satu bagian disumbangkan kepada keluarga, teman, dan orang-orang yang membutuhkan, dan satu bagian lagi diberikan kepada orang-orang miskin.
5 Alasan Mengapa Perayaan Idul Adha Harus Berkurban
Di Indonesia, Idul Adha disebut juga dengan hari raya qurban atau lebaran haji, yang diperingati bersamaan dengan Idul Adha tepatnya 10 Dzulhijjah. Bagi umat Muslim penyelenggaraan ibadah haji dan ibadah kurban, bagian dari prosesi haji, namun bagi Muslin di tanah air 10 Dzulhijjah diperingati dengan melaksanakan shalat Idul Adha berjamaah serta dilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban (hewan peliharaan).
Bagi umat Muslim yang mampu dianjurkan untuk berkurban sebelum dilaksanakannya Hari Raya Idul Adha. Praktik penyerahan hewan kurban harus diserahkan sebelum dilakukannya shalat Idul Adha, penyerahan hewan qurban tidak dianjurkan setelah dilakukannya shalat Idul Adha. Karena dengan berkurban ada banyak keutamanan yang menyertai bagi umat hamba Allah yang mau berkurban saat Hari Raya Idul Adha. Ada banyak alasan untuk umat Muslim yang mau berurban saat Idul Adha di antaranya :
Menjaga Ketaatan Kepada Allah
Perayaan Idul Adha adalah momen penting bagi umat Muslim di seluruh Dunia, salah satu tradisi yang dilakukan dalam perayaan ini adalah berkurban, yaitu menyembelih hewan sebagai bentuk pengorbanan kepada Allah. Ada beberapa alasan mengapa berkurban dalam Idul Adha itu penting salah satunya menjaga ketaatan kepada Allah. Dalam Al-Quran, Allah memerintahkan umatnya untuk berkurban sebagai tanda ketaatan kepada perintah Allah dan menjalin hubungan lebih erat dengan-Nya.
Mengikuti Teladan Nabi Ibrahim
Dengan mengikuti teladan Nabi Ibrahim AS untuk berkurban untuk umat Muslim. Nabi Ibrahim dikenal sebagai bapak dari semua Nabi dan Rasul. Dia adalah sosok yang taat kepada Allah dan siap mengorbankan putranya, Ismail AS, kisah ini menjadi inspirasi bagi kaum Muslim.
Berbagi Dengan Sesama
Alasan ketiga mengapa perayaan Idul Adha harus berkurban adalah untuk berbagi dengan sesama. Ketika berkurban, daging hewan qurban dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal ini memungkinkan mereka yang kurang mampu merasakan kebahagiaan dan kenikmatan perayaan Idul Adha. Selain itu, berkurban juga merupakan bentuk perhatian terhadap sesama. Dengan berbagai, kita dapat mengurangi kesenjangan sosial dan memperkuat solidaritas dalam masyarakat.
Mengasah Sikap Empati dan Kepedulian Antar Sesama
Alasan keempat mengapa perayaan Idul Adha harus berkurban adalah untuk mengasah sikap empati dan kepedulian antar sesama. Ketika menyaksikan atau berpartisipasi dalam proses kurban, kita menjadi saksi langsung akan pengorbanan yang dilakukan oleh hewan kurban. Hal ini dapat membangkitkan rasa empati dan kepedulian kita terhadap makhluk lain.
Menguatkan Ikatan Sosial dan Kebersamaan
Alasan terakhir untuk kita mengapa kita harus berkurban di hari Idul Adha adalah menjaga ikatan sosial dan kebersamaan di lingkungan. Ketika berkurban, proses ini biasanya melibatkan partisipasi banyak orang. Umat Muslim berkumpul bersama-sama, berbagi dalam proses penyembelihan dan menggelar acara-acara bersama.
Nah, itu dia beberapa alasan dan keuntungan untuk kita mengapa kita dianjurkan untuk berkurban, dalam ajaran Islam anjuran ini menjadi “sunah” dengan artian bagi umat Muslim yang mampu di anjurkan untuk berkurban dan saling berbagi di Hari Raya Idul Adha. Semoga Idul Adha menjelang tanggal 29 juni 2023 mendatang menjadi hari keberkahan untuk kita semua. Selamat menunaikan ibadah shalat Idul Adha untuk umat Muslim di Indonesia.